![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBb98xrKjv8Bi8go9750lhThWNtBjdFlUq0SC8VYwYkL5TOZcTS8XJ5YSXxjARMyUq7lLJaSLcfKS1u9F3JUVU1mGxDAvf33KSGic25TxyDmykF9orOrfBl3rYeqfm9TxHbCefTOJx3Kq8/s320/CatFish+002.jpg)
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan.
Berdasarkan data yang ada menunjukkan kebutuhan lele terus meningkat, yang dibarengi kenaikan harga. Pada akhir 2005 harga sekilo lele di tingkat peternak Rp 6.200/ kg. Sejak Juni 2006 melonjak menjadi Rp8.500/kg. Penyebabnya beberapa sentra mengalami kekeringan dan bencana alam sehingga produksi turun.
Naiknya harga lele ukuran konsumsi memicu lonjakan harga bibit. Sekarang harga bibit naik. Ukuran 2-3 cm Rp30/ ekor; 3-4 cm Rp95/ekor; 5-7 cm Rp110/ekor; dan 7-9 cm Rp150/ekor. Pada 2004, harga jual bibit berukuran 5-7 cm Rp100/ekor. Kenaikan itu ditengarai sebagai dampak musim kering yang lazim terjadi pada Juni-September.
Tahun 2007 harga jual sekilo lele ke rumah makan dan pasar tradisional seharga Rp9.500/kg. Nilai itu kini naik Rp10.000-Rp11.500/kg. Kenaikan dan penurunan harga biasanya di kisaran Rp1.000-1.500/kg. Bahkan di pasar tradisional, harga jual bisa mencapai Rp14.000/kg. Tak hanya pasar dalam negeri, pasar ekspor ternyata meminati lele. Pemerintah Yogyakarta pada 2006 pernah mencanangkan ekspor lele ke Vietnam. Sayang, lantaran gempa menimpa Bantul-salah satu sentra lele terbesar di Yogyakarta-produksi lele anjlok hingga75%. Tak kurang 1.500 peternak berhenti berproduksi.
Manisnya laba lele dibayangi beragam kendala. Salah satunya pasokan air. Lantaran musim kering, peternak di Parung, Bogor, dan Indramayu kini banyak gulung tikar. Hambatan lain, harga pakan yang terus meningkat membuat peternak ketar-ketir. Biaya pakan menyedot 80% dari total biaya produksi. Produksi 11 kuintal dari kolam berukuran 4 m x 12 m menyerap 12 kuintal pakan. Kalau harga pelet sekarang Rp135.000/30 kg, total pengeluaran mencapai Rp5,4-juta.
Penyakit bercak merah pun membayangi. Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan lele terhambat. Lele masih bisa dipanen, tapi harganya turun sampai selisih Rp2.000/kg.
Namun, bila semua kendala teratasi pendapatan cukup lumayan.
Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.
Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
- Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
- Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
- Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
Tahap Proses Budidaya.
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk.
Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara), untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
- Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air dapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
- NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).
- Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat olah lahan dengan cara dilarutkan dan disiramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.
Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Jika kita ingin memulai ternak lele dengan tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah pakan pelet 1 ton jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita mendapat hasil 900 kg, masa pemeliharaan 60-80 hari. Sebaiknya pada saat 30-40 hari setelah tebar benih dilakukan sortir, karena mulai banyak bibit yg bertubuh bongsor yang sering meng-kanibal ikan yang lain. Tebar lele, bisa diawali dengan tebar ukuran 2-3 cm dengan kapadatan 100-150 ekor/m2, pilih lokasi dengan suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun untuk suplai O2 lebih baik, dengan cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan didapat 140 gr ( 7 ekor/Kg). Sebenarnya dengan teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 - 500 ekor/m3. Tetapi diperlukan kepiawaian dalam manajemen pengelolaan kualitas air.
Bentuk fisik kolam tidak terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang diutamakan dalam ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan. Benih sebaiknya beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yang agak besar contohnya ukuran 10-12 cm dengan kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. Kolam sebaiknya diberi pupuk kandang, urea, TSP dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton. Kolam harus dalam kondisi air tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. Kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dengan ketinggian air 80 cm. Pakan utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik dengan kandungan protein >32% dan dapat diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam seperti bangkai ayam, usus, telur yang gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar/direbus.
Petani lele di Rangkasbitung (Banten), ukuran kolam 10×10 M2 ditanami benih 10.000 ekor, diberi pakan 4 kali sehari dan 40 hari kemudian panen sekitar 1,2 ton. Kedalaman air sekitar 80 cm, kolam tidak dibeton tapi cukup tanah alami. Dua minggu setelah tabur benih, ikan dipisah-pisahkan yang ukuran besar dan yang kecil.
Tips membuat pakan tambahan untuk lele
bahan :
- Ampas tahu
- Katul (dedek halus) dari padi
- Ikan Asin BS (dihaluskan) lebih bagus direbus dengan perbandingan 10:5:1. Jadi setiap 10 Kg ampas tahu + 5 Kg katul + 1 Kg ikan asin BS aduk jadi satu, berikan sesuai kebutuhan.
Mulai Mencoba
Modal awal, kita coba buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30-an cm, tanah galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah membeli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan, ataupun yang lebih mahal juga bisa, tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus.
Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naikkan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam yang berbiaya murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar Rp 5.000 per kg.
Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 Kg. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1.000 rupiah per ekor. (Ahmadin_Jurnal UMKM).
0 komentar:
Posting Komentar