Kamis, 22 Juli 2010

TANAM PADI PANEN NILA



Minapadi dengan ikan mas, itu sudah biasa. Tapi kalau minapadi menggunakan ikan nila , ini baru bisa dari biasa. Sistem menanam padi sambil memelihara ikan (minapadi) sebenarnya sudah lama diterapkan para petani. Sayangnya kegiatan perpaduan usaha pertanian dan perikanan ini kini hampir terlupakan.


Padahal usaha ini punya nilai tambah sendiri. Menurut Kepala Seksi Teknik Usaha Produksi BPLUPPB Kerawang, Muhammad Nurudin, dari minapadi petani dapat memperoleh keuntungan ganda dalam satu periode tanam padi. Satu dari panen padi dan satu lagi dari panen ikan. “Namun keuntungan double itu nyatanya belum cukup menarik bagi para petani,” ujar Nurudin kepada TROBOS belum lama ini di Kerawang Jawa Barat.

Nah, untuk membangkitkan semangat para petani, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) mencetuskan gerakan tebar satu juta benih ikan nila di lahan minapadi. Meski masih dalam tahap percontohan, namun usaha pendederan (pembesaran calon benih ikan) yang coba diterapkan di lahan persawahan milik Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BPLUPPB) Kerawang hasilnya cukup baik.

Nurudin menuturkan, penerapan minapadi dengan nila punya beberapa keunggulan. Pertama, lanjutnya, nila lebih tahan terhadap kondisi lingkungan air sawah yang mengandung pestisida. Kedua, potensi pasar nila yang cukup besar dan waktu pemeliharaan relatif singkat. Jenis nila yang digunakan dalam percontohan ini adalan nila gesit.

Pemeliharaan Sederhana

Secara teknik pemeliharaan, minapadi dengan ikan mas dan dengan nila tidak jauh berbeda. “Pemeliharaannya cukup sederhana, hanya saja mungkin hasil akhir atau perolehan pendapatan lebih besar jika menggunakan komoditas nila,” tutur Nuruddin.

Dedi Sukerdi - Teknisi BPLUPPB yang diberi amanah menjalankan budidaya minapadi di BPLUPPB Kerawang, menjelaskan budidaya minapadi sebenarnya tidak terlalu rumit. “Setiap petani hanya perlu merelakan 12 % dari tiap 1 ha luas lahan sawahnya digunakan untuk tempat membesarkan ikan.

Selanjutnya ia menjelaskan, luasan lahan tersebut tersebut dibuat seperti parit yang mengelilingi sawah dengan ukuran lebar sekitar 3 meter. Ketinggian ait diatur antara 60 – 80 cm. Model dan ukuran parit yang dibuat untuk pemeliharaan ikan bisa bermacam-macam. Tergantung keinginan petani dan model sawah yang dimiliki bisa seperti parit keliling, parit tengah, parit silang, parit kombinasi (palang keliling), dan parit pengungsiang berbentuk kolam kecil di tengah petakan (refuge pond).

Faktor pemilihan lokasi juga perlu diperhatikan, sebaiknya pada lahan dengan ketinggian di bawah 800 m DPL (Di atas Permukaan Laut). Hal ini karena sangat menentukan agar pertumbuhan ikan dapat optimal. “Jenis padi yang digunakan juga harus jenis padi unggul yang mempunyai daya serap dan nilai ekonomis tinggi,” tambah Dedi.

Percontohan minapadi dengan nila ini dilakukan pada lahan sawah seluas 1 hektar. Jarak tanam padi 25 cm, dengan jumlah bibit 2 – 3 batang setiap rumpun. Lama siklus periode minapadi sekitar 110 hari. Benih nila mulai ditebar setelah umur tanam padi sekitar 30 hari. “Tujuannya untuk menghindari resiko keracunan akibat penggunaan obat-obatan atau pupuk,” jelas Dedi.
Perlu diperhatikan jenis pestisida (obat pembasmi hama) yang digunakan untuk penyemprotan dipilih yang sistemik atau tidak langsung kontak dengan lingkungan ikan. Jumlah kepadatan tebar benih nila sebaiknya 100 ekor/m2. Lama pemeliharaan membutuhkan waktu sekitar 40 - 60 hari.

Pakan yang digunakan, Dedi menjelaskan, berupa pakan alami yang memang sudah ada di sawah dan pakan pellet. Padi yang ditanam berdampingan dengan pemeliharaan ikan bisa menyuburkan lahan sawah menjadi lebih subur. “Kotoran ikan yang banyak mengandung unsur hara sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk, sebaliknya lahan yang subur itu bisa menjadi sumber pakan bagi ikan,” ujar Dedi.

Panen Dua Kali

Proses pemanenan yang tidak dilakukan bersamaan juga menjadi nilai lebih dari sistem budidaya minapadi. Tahapannya terlebih dahulu dilakukan pemanenan ikan, baru kemudian padi. “Biasanya nila dipanen pada umur pemeliharaan 60 hari, beberapa hari sebelum panen padi,” jelas Dedi.

Menurut Nuruddin juga menambahkan nila yang dipelihara termasuk dalam tahap pendederan. Nila yang dipanen digunkan untuk benih pada tahap pembesaran. Pemasaran benih nila bisa ke pembudidaya keramba jaring apung di waduk-waduk besar. TROBOS

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 Mina Lestari | by BDA